Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

Senin, 07 April 2014

Sajak Pemilu





Ada orang-oang yang ingin memerahkan Indonesia
Ada orang-orang yang ingin membirukan Indonesia
Ada orang-orang yang ingin memutihkan Indonesia
Ada yang menawarkan beragam warna lainnya
Tak adakah diantara kalian yang ingin berjabat tangan,
Kita ciptakan pelangi untuk Indonesia
Bukankah itu lebih indah, kawan?

Ada yang bicara tentang kepahlawanan
Ada yang bicara tentang Kesejahteraan
Ada yang bicara tentang Kemanusiaan
Tak adakah diantara kalian,
Yang bicara tentang cinta dan keindahan
Bukankah itu lebih beradab, Tuan?





Jumat, 28 Maret 2014

Entah kenapa



Entah kenapa
Aku selalu menyukai senja
Mungkin karena keindahannya hanya sekilas, tak lama

Entah kenapa
Aku selalu meyukai pagi
Mungkin karena mentari
Entah dimanapun ia terbit, kepada siapapun ia menatap
Ia selalu berbagi hangat, memberi harap

Entah kenapa
Aku selalu menyukai malam
Mungkin karena rembulan
Yang selalu berbagi terang
Ditengah kesendirian

Entah kenapa
Aku selalu menyukai embun
Mungkin karena bulir airnya
Tak menetes, tak berbekas
Ikhlas

Entah kenapa
Aku selalu menyukai hujan
Mungkin karena derai rintiknya
Yang menyejukkan, yang membasahi taman

Entah kenapa
Aku menyukaimu,
Mungkin karena kamu itu...kamu

 27 Maret 2014

Kamis, 27 Maret 2014

Kau ini bagaimana Atau aku yang harus bagaimana?



Kau ini bagaimana
Atau aku yang harus bagaimana?

Ketika aku jauh
Kau pinta aku mendekat
Ketika aku mendekat, kau bilang aku jahat

Kau ini bagaimana
Atau aku harus bagaimana?

Ketika aku malu
Kau bilang aku kaku
Ketika aku membelaimu, kau bilang itu nafsu

Kau ini bagaimana
Atau aku yang harus bagaimana?

Ketika aku disampingmu
Kau diamkan aku
Ketika aku membatu, kau bilang aku peragu

Kau ini bagiamana
Atau aku yang harus bagaimana?

Ketika aku marah
Kau bilang aku pemarah
Ketika kau marah, maafku kau anggap tak berguna, kau biarkan aku begitu saja

Kau ini bagaimana
Atau aku yang harus bagaimana?

Kau katakan cinta itu kekaguman
Saling pengertian dan memaafkan
Namun kau penuhi catatanmu dengan kebencian, kepada dunia kau bilang aku bajingan

Kau ini bagaimana
Atau aku yang harus bagaimana?

Ketika kau cemburu
Kau bilang itu tanda cintamu
Ketika aku cemburu, kau bilang aku dungu, kekanak-kanakan katamu

Kau ini bagaimana
Atau aku yang harus bagaimana?

Kau pinta ingatkan aku ketika kau salah
Kau bilang itu sifat manusia
Namun ketika aku salah, kau caci aku sedemikian rupa, kau hina aku tanpa cela

Kau ini bagaimana
Atau aku yang harus bagaimana?

Aku katakan terserah  kau, kau bilang aku tak punya pendirian
Aku katakan terserah kita, kau tak suka
Aku katakan terserah aku, kau bilang aku tak pengertian

Kau ini bagaimana
Atau aku yang harus bagaimana?


24 Maret 2014

Rabu, 26 Maret 2014

Ketika datang, ketika hilang




Lalu apa yang kau lihat ketika senja datang
Apakah bulan yang beranjak terang
Ataukah matahari yang pergi meninggalkan

Lalu apa yang kau saksikan ketika pagi datang
Apakah matahari yang terbang terang
Ataukah bulan yang redup tenggelam

Lalu apa yang kau rasakan ketika gerimis datang
Apakah bulir air yang meninggalkan awan
Ataukah bumi yang mendapat kesejukan

Lalu apa yang kau perhatikan ketika pelangi mengembang
Apakah beragam warna yang membentuk keindahan
Ataukah sinar mentari yang pias perlahan

Lalu apa yang kini kau saksikan
Aku masih menyaksikan, kau 


24 Maret 2014

Selasa, 25 Maret 2014

Tuhan, aku ingin




Tuhanku
Ijinkan aku mendekat
Tanpa jarak, tanpa sekat
Aku ingin mengadu, rindu

Tuhanku
Ijinkan aku merindu
Tanpa ruang, tanpa waktu
Aku ingin berkata, syahdu

Tuhanku
Ijinkan aku mengaduh
Tanpa haru, tanpa gaduh
Aku ingin menangis, sendu

Tuhanku
Aku ingin mencintaimu
Tanpa ragu

24 Maret 2014

Rabu, 04 Desember 2013

Aku Ingin Kembali

Aku ingin kembali ke masa itu
Dimana yang aku pikirkan hanya impian
Hanya tentang bagaimana sesuatu aku kejar
Tanpa henti

Aku ingin kembali seperti dulu
Sebelum goresan luka itu terjadi
Sebelum perasaan menyesal menghantui
Sebelum rasa bersalah yang selalu kujumpai

Aku ingin menjadi aku yang dulu
Yang selalu tak peduli tentang masalah hati
Yang percaya, percaya akan sebuah skenario
Tentang langit, yang selalu punya skenario tersendiri

Aku ingin kembali
Kembali bercerita, bercerita tentang jejak - jejak cordova
Tentang kemegahan Hagia Sophia
Lalu bercerita tentang sisa - sisa kemegahan istana Al Hambra


Atau
Kalau memang aku tak dapat kembali

Tolong,
Ajari aku seperti Sapardi
Latih aku menjadi Rumi
Yang mampu mencintai dengan sederhana
Yang mampu mengasihi dengan santun

04/12/ 2013 05:34

Selasa, 03 Desember 2013

Yesterday

Yesterday,
I was clever
I want to change the world


Today,
I am wise
I want to change myself


(Jalaludin Rumi)


December, 3rd 2013
i'll try

Rabu, 12 September 2012

Aku Belum Mengenal Hamka

Aku belum mengenal hamka
Kecuali hanya sebatas nama
Sebuah akronim, atau juga nama pena
Haji Abdul Malik Karim Amrullah

Aku belum mengenal hamka
Kecuali ia seorang ulama
Ia juga sastrawan dan punjangga
Serta intelektual kaliber dunia

Aku belum mengenal hamka
Hanya sedikit tahu tentang ia
Dari ratusan bahkan ribuan karyanya
Tulisannya
Yang telah diterjemahkan ke berbagai bahasa

Aku belum mengenal hamka
Hanya sebatas dari kisah sejarah
Ia ketua majelis ulama pertama
Ia juga tokoh penting Muhamadiyah

Aku belum juga mengenal hamka
Ia ulama, sastrawan, budayawan, cendikiawan
Tanpa ijazah
Bahkan Al Azhar, Universitas Islam terbesar dunia
Menganugrahkan ia, Doctor honoris causa

Aku belum mengenal hamka
Yang kutahu ia sangat menghormati manusia
Ia tokoh kemanusiaan

Aku belum mengenal hamka
Dan aku sangat ingin mengenalnya

Hamka sangat patut dikenal
Hamka sanga pantas dikenang



aku belum mengenal hamka


aku belum mengenal hamka
Published with Blogger-droid v2.0.9

Sabtu, 12 November 2011

Hari Pahlawan | Pemuda, pahlawan tanpa nama

Sejarah pemuda
adalah sejarah revolusi
Pemuda...
adalah motor perubahan yang hakiki
karena pemuda
Kesadaran kebangsaan tumbuh
Di ibu pertiwi
Yang ratusan tahun
Dijajah bangsa kompeni

Siapa tak takjub
Karena sumpah sekelompok pemuda
Untuk Bersatu Nusa
Bersatu Bangsa
Bersatu Bahasa
Maka jadilah Indonesia
Negeri dengan bermacam suku dan religi
yang sebelumnya tak lebih dari dongeng imajinasi

Pemuda bergerak
Mencari jalan kemerdekaan

Tanpa pemuda
Proklamasi, rapat Ikada, Pertempuran Surabaya
Tak akan pernah terlaksana

Pemuda ada dijalan revolusi lain
Ketika sadar, Politik terlalu lama menjadi panglima
Dan Ekonomi makin mendekati anarki
Pemuda menuntut suksesi
Mereka mendesak alih kepemimpinan nasional
Dari tangan pemimpin besar revolusi
Serta membersihkan politik dari anasir kiri

Pemuda disetiap angkatan
Berpandu semangat jaman
Meletusnya peristiwa MALARI
Sejatinya adalah ketidakpuasan anak negri
Terhadap modal asing yang merusak ekonomi

Sekali lagi,
Pemuda menjadi penyambung revolusi
Pemudalah yang menduduki gedung DPR-MPR
Mendesak rejim untuk lengser
Dan menjadi pengawal resmi atas orde reformasi

Benar kata Bung Karno:
"Seribu orang tua hanya bisa bermimpi,
Maka berikanlah aku lima pemuda agar dapat mengubah dunia"

Selamat hari pahlawan, Pemuda

Hari Pahlawan | Pemuda, pahlawan tanpa nama
Hari Pahlawan | Pemuda, pahlawan tanpa nama
 

Hari Pahlawan | Pemuda, pahlawan tanpa nama

 Hari Pahlawan | Pemuda, pahlawan tanpa nama

Jumat, 15 Juli 2011

Sajak Perlawanan | Puisi perjuangan Wiji Thukul




Sesungguhnya suara itu tak bisa diredam, mulut bisa dibungkam,
namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku

Suara-suara itu tak bisa dipenjarakan, di sana bersemayam kemerdekaan,
apabila engkau memaksa diam, aku siapkan untukmu: pemberontakan!
Sesungguhnya suara itu bukan perampok yang ingin merayah hartamu, ia ingin bicara, mengapa kau kokang senjatamu dan gemetar ketika suara itu menuntut keadilan?

Sesungguhnya suara itu akan menjadi kata, ia lah yang mengajari aku bertanya dan pada akhirnya tidak bisa tidak engkau harus menjawabnya,
apabila engkau tetap bertahan, aku akan memburumu seperti kutukan.

apa guna punya ilmu tinggi
kalau hanya untuk mengibuli
apa guna banyak baca buku
kalau mulut kau bungkam melulu
di mana-mana moncong senjata
berdiri gagah kongkalikong
dengan kaum cukong . . .
. . . sajakku
adalah kebisuan
yang sudah kuhancurkan
sehingga aku bisa mengucapkan
dan engkau mendengarkan
sajakku melawan kebisuan









Sajak Perlawanan | Puisi perjuangan Wiji Thukul


Sajak Perlawanan | Puisi perjuangan Wiji Thukul

Sajak Perlawanan | Puisi perjuangan Wiji Thukul