Jumat, 15 Juli 2011

Sajak Perlawanan | Puisi perjuangan Wiji Thukul




Sesungguhnya suara itu tak bisa diredam, mulut bisa dibungkam,
namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku

Suara-suara itu tak bisa dipenjarakan, di sana bersemayam kemerdekaan,
apabila engkau memaksa diam, aku siapkan untukmu: pemberontakan!
Sesungguhnya suara itu bukan perampok yang ingin merayah hartamu, ia ingin bicara, mengapa kau kokang senjatamu dan gemetar ketika suara itu menuntut keadilan?

Sesungguhnya suara itu akan menjadi kata, ia lah yang mengajari aku bertanya dan pada akhirnya tidak bisa tidak engkau harus menjawabnya,
apabila engkau tetap bertahan, aku akan memburumu seperti kutukan.

apa guna punya ilmu tinggi
kalau hanya untuk mengibuli
apa guna banyak baca buku
kalau mulut kau bungkam melulu
di mana-mana moncong senjata
berdiri gagah kongkalikong
dengan kaum cukong . . .
. . . sajakku
adalah kebisuan
yang sudah kuhancurkan
sehingga aku bisa mengucapkan
dan engkau mendengarkan
sajakku melawan kebisuan









Sajak Perlawanan | Puisi perjuangan Wiji Thukul


Sajak Perlawanan | Puisi perjuangan Wiji Thukul

Sajak Perlawanan | Puisi perjuangan Wiji Thukul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar...