Jumat, 16 Oktober 2015

Guru (Honorer), Pahlawan Tanpa Tanda Apapun

Pada tahun 1862, Victor Hugo menulis sebuah karangan Epic berjudul Les Miserables. Dalam karangannya Hugo mengatakan ”Siapa tahu matahari seorang yang buta, matahari bisa begitu terang, tapi begitu jauh dan tak peduli kesengsaraan manusia. Kita dalam banyak hal sering kali bertindak seperti matahari dalam representasi Hugo, bisa begitu peduli namun disaat bersamaan begitu jauh dari kepedulian.
source: http://koranjurnal[dot]esy[dot]es
            Di Indonesia dewasa ini, di era kesadaran nasional sudah tumbuh dan berkembang, kita dengan mudahnya menyaksikan di televisi, baik analog maupun tv kabel, banyak gerakan kepemudaan yang muncul di berbagai bidang, tak terkecuali bidang pendidikan. Di satu sisi kita dibuat kagum dengan gerakan-gerakan kepedulian seperti Indonesia Mengajar, Kelas Inspirasi, Seribu Guru dan beragam gerakan kepedulian dalam dunia pendidikan lainnya. Kita mulai sadar bahwa meskipun secara konstitusional pendidikan adalah tanggung jawab negara. Namun secara moral, pendidikan adalah kewajiban kaum terdidik. Adakah mereka yang tergerak dalam beragam komunitas tersebut Pahlawan pendidikan?.
            Pahlawan memiliki banyak makna, namun dari beragam makna tentang kepahlawan yang ada, saya pribadi lebih menyepakati definisi pahlawan dalam makna yang disampaikan oleh Soe Hok Gie (1942-1949): ”Dan seorang pahlawan adalah seorang yang mengundurkan diri untuk dilupakan seperti kita melupakan yang mati untuk revolusi” (Catatan Seorang Demonstran, h. 93). Dalam kehidupan sekarang ini, saya melihat sosok pahlawan (local hero)  dalam definisi diatas, Pahlawan sebenarnya, made for mind dalam sosok guru honorer.

            Dunia pendidikan Indonesia, sedikit banyak terbantu akan kehadiran guru honerer yang ada di tiap-tiap daerah, dimana mereka mengabdi dalam berbagai keterbatasan tidak dalam hitungan hari  ataupun bulan, namun hampir setengah dari umur mereka dihabiskan untuk mendidik anak bangsa yang tak tersentuh pemerintah. Dan kita jangan pernah bertanya tanda jasa apa yang mereka dapat.
Jumlah Guru Indonesia
source: BPSDMPK-PMP, LSM Sapulidi, Maret 2015
Keterangan:
Guru Honda = Guru Honorer Daerah
GTT = Guru tidak tetap
GTY = Guru tetap yayasan


             Menurut sumber yang menyebutkan, bahwa jumlah tenaga pengajar di Indonesia saat ini mencapai 1,1 juta. Ini menunjukkan Indonesia masih kekurangan tenaga pengajar yang cukup banyak. Ketua umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo mendesak pemerintah untuk meggaji guru honorer secara layak bila memang belum bisa mengangkat mereka menjadi pegawai negeri sipil
Ibu Yustati, seorang guru honorer di SD Negeri 85 Palembang
Source: dokumen pribadi
            Seperti yang saya saksikan sendiri disekolah dasar dikawasan 10 Ulu Palembang, Sumatra Selatan. Seorang perempuan paruh baya, berjalan dari menempuh jarak 8 KM pulang pergi untuk menajar, mendidik anak bangsa, Ibu Yustati memasuki usianya yang ke 43, lebih dari 20 tahun mengabdi sebagai guru honorer di Sekolah Dasar  Negri 85 Palembang. Pernah suatu ketika saya beranikan diri untuk bertanya : ”Maaf Bu Yustati, di usia pengabdian ibu yang lebih dari 20 tahun, berapa penghasilan yang ibu terima tiap bulannya?” ia jawab: ”alhamdulillah nak, 3 tahun terakhir mengalami peningkatan, sekarang hampir mencapai lima ratus ribu rupiah per bulan, sebelum itu sekitar tiga ratus ribu rupiah per bulan”.
Ibu Yustati sedang melakukan kegiatan Belajar Mengajar di kelas
Source: dokumen pribadi
            Lebih dari 20 tahun usia pengabdiannya, tiap bulan hanya memperoleh Rp.500.000/bulan artinya setiap hari dari ilmu dan usahanya, ia hanya dibayar tidak sampai Rp. 18.000/hari. Suatu kondisi yang perlu kita carikan solusi bersama. Kalau disatu sisi kita begitu mengagumi gerakan pendidikan kepemudaan yang membantu pendidikan, kenapa kita kurang mempedulikan salah satu komponen penting dalam pendidikan indonesia, Guru honorer. Benarlah mungkin keprihatinan Hugo yang ia tumpahkan dalam novel epicnya: Les Miserables.
Ibu Yustati, 20 tahun mengabdi sebagai guru honorer
source: dokumen pribadi
            Ibu Yustati adalah sosok local hero yang hadir dan terlupa, atau sengaja dilupakan. Dan saya yakin diberbagai macam daerah banyak sosok-sosok serupa Ibu Yustati yang mengabdikan hampir seluruh diusia produktifnya untuk mengajar, mendidik, mencerdakan anak bangsa. Mereka sosok pahlawan seperti yang disampaikan Soe Hok Gie, yang mengundurkan diri untuk dilupakan seperti kita melupakan yang mati untuk revolusi. mereka tak punya bintang jasa, tanpa pangkat, tanpa tanda apapun.
  












Jumat, 09 Oktober 2015

Selamat datang era baru koneksi internet (4G LTE advanced) #GoForIt.

Diakhir tahun 2013 saya tergelitik dengan status twitter teman saya yang baru menyelesaikan studinya di London. Dalam perjalanan pulang ke Indonesia dia menulis tweet:welcome to the world with slow internet connection”. Sebuah fakta memprihatinkan mengingat Indonesia merupakan pasar menggiurkan dalam penjualan produk-produk teknologi, gadget gadget dengan kualitas hardware dan software terbaru.
Di era perkembangan dunia  yang begitu pesat, perangkat teknologi bukan sekedar hardware dan software yang mumpuni namun diperlukannya juga sebuah mobile data connection / koneksi internet yang baik sehingga perangkat canggih tersebut dapat bekerja maksimal. Dimulai dengan peralihan teknologi komunikasi analog menjadi teknologi komunikasi digital mutlak dibutuhkannya koneksi internet cepat. Komunikasi yang berbasis pulsa (telepon, sms) digantikan dengan komunikasi berbasis data (whatsapp, bbm, line, dll).
Tantangan koneksi internet cepat seolah dijawab oleh salah satu provider komunikasi Indonesia, Smartfren. Dengan menghadirkan sebuah era baru komunikasi internet, Smartfren 4G LTE advanced. Generasi ke-empat dari teknologi komunikasi mobile internet.
Pertemuan saya dengan smartfren 4G LTE advanced terbilang tidak disengaja, karena handphone saya rusak, saya membutuhkan handphone baru untuk menunjang aktifitas kerja saya, secara official saya bekerja sebagai electrical engineer di sebuah perusahaan namun diluar itu saya juga seorang blog preneur dan scholarship hunter. Untuk saya membutuhkan teknologi dan koneksi internet cepat yang lancar dan stabil untuk menunjang aktifitas tersebut. Pucuk dicinta ulam pun tiba, salah satu sales smartfren tiba-tiba menghampiri saya untuk menawarkan produk terbaru mereka, beragam handphone yang telah menunjang jaringan koneksi cepat 4G LTE. Sebagai electrical engineer saya coba mengecek kehandalaan jaringan tersebut, menggunakan speed tester, dan hasilnya. Perfecto.
Kecepatan koneksi smartfren 4G LTE advanced
Keesokan harinya saya bawa kekantor handphone smartfren dengan jaringan 4G LTE tersebut dan beberapa teman saya ikut mencoba koneksi tersebut, tethering dengan status 5 device connected, dan kondisinya stabil bro!. Beberapa hari berikutnya 3 teman sekantor saya, ikut membeli produk wifi smartfren 4G LTE advanced.
Modem m2y 4G LTE Advanced
Tidak bisa dipungkiri, kebutuhan koneksi internet lancer dan stabil telah menjadi kebutuhan tiap orang. Die era kehidupan digital dimana arus informasi yang bergerak begitu cepat sehingga mereka yang tidak bisa mengimbangi, mereka akan tertinggal. Pengguna internet mulai dari social media freak sampai dengan pengguna yang memanfaatkan internet untuk kebutuhan bisnis dan pendidikan membutuhkan koneksi internet yang lancar dan stabil, jaringan smartfren 4G LTE advanced menjawab tantangan itu.
Aktifitas menggunakan smartfren 4G LTE advanced
            Dunia digital dengan perkembangannya yang serba cepat mutlak membutuhkankan perangkat internet yang super cepat yang ditawarkan oleh jaringan 4G LTE. Seperti saya, sebagai Electrical engineer, saya sering kali dituntut untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan engineering yang mengacu kepada standar-standar internasional terbaru dan update teknologi terbaru, tentu saya akan kerepotan jika harus mencari koneksi internet ketika berada on site. Belum lagi aktifitas diluar itu sebagai seorang blog preneur saya seringkali menulis dan mempostingan tulisan saya dimana dan kapan saja.
            Aktifitas saya diatas tentunya sangat terbantu dengan jaringan 4G LTE ini, saya tidak bisa membayangan bagaiamana dengan profesi lain seperti penulis kreatif, pemilik online shop, industri kreatif dan beragam profesi lainnya yang tidak bisa tidak harus selalu terhubung online tentunya akan sangat membutuhkan koneksi internet lancar dan stabil seperti yang ditawarkan oleh jaringan 4G LTE smartfren ini yang telah saya buktikan sendiri kehandalannya.
            Kalau diakhir tahun 2013 saya tergelitik dengan status teman saya “welcome to the world with slow internet connection”. Sekarang saya rasa, teman saya tersebut akan tersentak ketika menyadari bahwa sekarang di Indonesia, kita merasakan kondisi internet yang lancar dan stabil seperti di Negara maju lainnya. Welcome to the new world with fast internet connection. #GoForIt.
           

Selasa, 08 September 2015

Yellow

Menyakitkan kalau kita hanya menjadi alternatif
Cuma opsi
Dibutuhkan karena tidak ada pilihan terbaik
Tetapi tidak mengapa
Banyak orang yang hidup bahagia dengan kondisi tersebut
Sepanjang kita terus membuktikan kita sejatinya adalah prioritas pertama dalam hidup ini
Cepat atau lambat
Orang lain akan tau hal tersebut

Jumat, 28 Agustus 2015

Koevolusi

Jika kita berupaya sekuat tenaga menemukan sesuatu, dan pada titik akhir upaya itu hasilnya masih nihil, maka sebenarnya kita telah menemukan yang kita cari dalam diri kita sendiri, yakni kenyataan, kenyataan yang harus dihadapi sepahit apapun keadannya.
(Andrea Hirata)

Pada abad ke 17, dalam kepenatannya seorang pemuda dari kota Lincolnshire, kerajaan Inggris Raya bersandar pada sebuah pohon apel yang berbuah, dalam lamuanannya yang panjang tiba-tiba ia dikejutkan dengan buah apel yang jatuh tepat mengenai kepalanya. Semenjak itu dunia ilmu pengetahuan berkembang pesat. Pemuda yang dikemudian hari lebih dikenal dengan Sir Isaac Newton memperkenalkan teori tentang Gravitasi, Hukum Kekekalan Energi dan dimulainya era Fisika klasik. Semenjak itu ilmu pengetahuan merperkenalkan bahwa waktu dan ruang adalah suatu yang mutlak, kita tidak memerlukan objek pertama, objek kedua dan objek ketiga untuk menjelaskan apa yang terjadi, namun dunia Fisika Klasik gagal menjelaskan ketika mencoba mengamati sesuatu yang lebih besar: semesta dan manusia.

Niels Bohr, mulai menjelaskan atom sesuatu yang paling kecil yang membentuk sebuah partikel, lalu Albert Einstein seorang berkebangsaan Jerman mulai mengenalkan Relativitas Umum yang ia lanjutkan dengan Relativitas Khusus untuk kembali menghentak kekakuan Fisika Klasik. Einstein mencoba menerobos alam semesta. Tidak seperti Newton yang menjawab keraguan dengan sesuatu dengan kepastisan, Einstein menjawab kepastian dengan sebuah Paradoks. Era Fisika quantum dimulai.

Fisika quantum memperkenalkan dualisme, paradoks dan relativisme. Semenjak itu kejadian - kejadian masa lalu dan perubahan-perubahan yang terjadi bisa dipelajari. Apa yang menyebabkan bumi ini menjadi layak huni, bagaimana mahluk hidup bertahan dan berevolusi menyesuaikan dengan lingkungan semestanya. Semua yang tak mampu dijangkau oleh fisika klasik dijawab dengan begitu gamblang oleh fisika quantum. Semuanya menyamakan dan terhanyut akan perubahan yang dibawa dengan berkembangnya era quantum.

Tidak hanya tentang alam semesta, era quantum juga memunculkan segala macam teori yang mencoba menjelaskan tentang manusia, filsafat plato, aristoteles mulai dijawab oleh suara-suara baru. Mulai dari Rene Descartes dengan cogito ergo sum sampai dengan Friedrich Nietzsche mulai menyuarakan tak adanya kemutlakan pada setiap zat, semua serba relativ. Setiap manusia mulai berubah menyesuaikan dengan konteks semula, menjawab tantangan era quantum yang berkembang.

Itulah koevolusi, kemampuan makhluk hidup untuk mengubah konteks. Yang semula menjadi musuh akhirnya menjadi teman, dan perubahan itu menciptakan kehidupan baru. Percayalah, ini bukan hanya terjadi di level fisik, tapi juga mental. Ketika bakteri primitif mampu mengubah konteks, tidakkah kamu heran dengan manusia-manusia yang menyerah begitu saja dengan keadaan? Padahal kemampuan itu nyata-nyata diberikan di setiap level kehidupan, dari mulai makhluk bersel tunggal sampai makhluk terkompleks yang ada: kita.

Koevolusi mengajarkan kita, manusia sebagai mahluk paling kompleks yang ada didunia ini untuk selalu dapat merubah konteks, baik fisik maupun mental. Manusia harus mampu menghadapi situasi tersulit yang terjadi padanya, kesulitan fisik tidak akan pernah mampu membuat manusia menjadi hancur, ketika ia mampu mengubah konteks dengan kekuatan mentalnya. Pun kesulitan dalam level mental yang mendera dapat dilawan manusia dengan menyesuaikan diri untuk mengubah konteks yang terjadi. Tidak menyerah dengan keadaan.

Seperti kata Wigner, setiap paradoks akan menimbulkan sebuah paradoks baru. Fisika quantum belum mampu menembus blackhole. Pencarian manusia akan eksistensi kehidupan ini seolah menemui jalan buntu, Tuhan yang mulai terlupakan kembali lagi coba digali keberedaanNya. Ia pengamat ketiga, suatu yang didefinisikan Einstein sebagai Maha Energi. Dimakam Nietzsche yang dahulu tertulis : "God is Dead" sekarang berubah menjadi "Nietzsche is Dead,God is not".

Beragam upaya sekuat tenaga untuk menemukan sesuatu, dan pada titik akhir upaya itu hasilnya masih nihil, maka sebenarnya kita telah menemukan yang kita cari dalam diri kita sendiri, yakni kenyataan. Kenyataan yang harus kita ubah konteks pandangnya, yang semula pahit menjadi manis, yang bermula buruk jadi baik, karena Dzat Maha Energi (jika boleh kita menggunakan istilah Einstein), Dzat yang berbicara kepada pemuda melalui apel yang jatuh di kota Lincolnshire telah menganugrahkan kita kemampuan untuk itu, Koevolusi.

Rabu, 26 Agustus 2015

Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh

Judul       : Supernova: Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh
Penulis    : Dee Lestari
Penerbit  : Bentang
Halaman : 343
Harga     : IDR 71.500


If you tired of falling in love, try to fall in book, sebuah ungkapan pembuka kenapa saya tiba-tiba mengambil buku pertama dari serial Supernova Dee lestari sebagai sebuah pilihan. Awal mula berkenalan dengan karya Dee Lestari adalah ketika menonton film Rectoverso, namun ada perasaan kurang puas, lalu saya baca versi aslinya (saya memang tipe orang yang selalu tidak puas dengan sebuah film yang diadaptasi dari sebuah Novel).

Back to the notebook. Lalu apa sebenarnya cerita yang di tawarkan Dee dalam seri pertama Supernova ini. Kalau anda membaca sinopsis yang terdapat di cover belakang novel ini, saya rasa anda tidak akan begitu tertarik dengan novel ini. Namun jangan sekali kali: judge the book, only from a synopsis of the back cover.

Pada bagian awal novel, Dee menyajikan sebuah cerita mengenai dua pemuda Indonesia yang sedang belajar di Amerika, Dimas dan Reuben. Pasangan LGBT. Diawal perkenalan mereka, Dee mulai menyajikan, menginfiltrasi pembaca dengan pandangan Post Modernisme nya. Filsafat Hegelian, Helenisme dan Friedrich Nietzsche mulai dikutip dalam percakapan kedua tokoh tersebut. Belum selesai dengan filsafat, Dee mulai menggunakan teori – teori Fisika Quantum, Time Delution Einstein, Teori kucing Edwin Schrodinger sampai dengan dualisme elektron Louis de brouglie. Lalu ditengah – tengah cerita kembali Dee mendiskusikan Sosialisme Karl Marx dan Kapitalisme Adam Smith. Pembaca tentu dimanjakan dengan beragam teori dan sudut pandang yang digunakan penulis namun apa relevansi teori – teori tersebut dalam ceritanya. Apakah ia menjadi elemen fundamental ataukah sebuah gimmick pemanis cerita? Let me try give my own opinion. Check this out.

Gaya penulisan Dee yang menggunakan cerita berbingkai menjadikan novel ini menjadi menarik dari satu sisi namun menjadi kelemahan disisi lainnya. Menjadi menarik karena Dimas dan Reuben yang diciptakan Dee, kemudian membuat sebuah cerita baru dengan menciptakan Kstaria (feere), Putri (Rana) dan Bintang Jatuh (Diva) yang menjadi cerita utama pada Novel ini. Dan menjadi sebuah titik lemah karena Dee gagal menjelaskan kenapa Dimas dan Reuben bisa menciptakan kisah ini, apa latar belakang Dimas dan Reuben sehingga Dee tiba – tiba men direct mereka menjadi seorang penulis profesional.

Lalu bagaimana kisah Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh? Feere sebagai seorang kstaria merupakan seorang pria sukses bepindidikan Amerika, diusianya yang menginjak 29 tahun, ia telah menjadi seorang managing director perusahaan multinasional, berwajah tampan bak selebriti jatuh cinta terhadap sang putri, Rana seorang pimred sebuah majalah, lulusan universitas negeri ternama, telah memiliki seorang suami, Arwin (yang tidak diperkenalkan Dee dengan cukup detail). Bintang jatuh, Diva, seorang perempuan cantik, model, jiwa sosial tinggi, memiliki pekerjaan sampingan seorang pelacur, Robinhood masa kini.

              Feere, sang kesatria jatuh cinta pada Putri, Rana bermula ketika Feere yang memiliki aktifitas super sibuk bersedia diwawancarai oleh Rana, Pimred sebuah majalah baru. Disini Dee mencoba mengaktualisasikan paradoks Einstein dalam ceritanya, dengan membuat Feere yang terbiasa berfikir terstruktur dan sistematis bersedia diwawancara (yang selama ini selalu ditolaknya) karena sesuatu yang bersifat intuitif, ketika itu dia terpesona melihat kupu – kupu diruang kerjanya yang berlantai 56, seketika itu pula ia pula bersedia menerima permintaan wawancara oleh majalah yang memiliki lambang kupu-kupu. Dan dimulainya paradoks dalam logika alam pikiran sang ksatria.

                Namun menurut saya, Dee kurang menjelaskan kenapa sang Putri, Rana jatuh cinta kepada Feere dengan waktu yang amat singkat, Sehingga Rana memberontak terhadap dirinya sensiri, menghianati suaminya Arwin, yang lagi – lagi tidak dijelaskan Dee dengan cukup jelas. Apa perbedaan Arwin dan Feere, sama – sama seorang yang sukses di usia muda, memang tidak ada deskripsi Tampan yang diberikan Dee terhadap Arwin namun, secara sifat Arwin memiliki sifat – sifat ksatria dan pemenang layaknya Feere. Dee mendeskripsikan bahwa Rana menyesal telah menikah dengan Arwin, tidak dijelaskan kenapa penyesalan itu bisa timbul, apakah karena Rana dan Arwin dijodohkan, tidak ada penjelasan, Apakah Rana dipaksa menikah dengan Arwin, pun tidak ada penjelasan. Tiba – tiba Rana, sang putri begitu mudahnya jatuh cinta hanya karena wajah tampan dan obrolan singkat dengan ksatria.

         Paradoks kedua terjadi, Sang Putri menjadi pemberontak, berselingkuh dengan ksatria dan melupakan ksatria yang sesungguhnya Arwin. Dan paradoks ketiga dimunculkan, Bintang jatuh, Diva, perempuan cerdas, berjiwa sosial tinggi, model cantik namun memiliki pekerjaan sampingan sebagai pelacur kelas atas. Yang pada akhirnya menjadi sosok pengganti sang Putri.

              Pada akhirnya Rana, sang putri kembali ke suaminya Arwin setelah melakukan perselingkungan dan pengkhianatan besar terhadap Arwin, yang menurut saya lebih pantas menjadi seorang ksatria sejati. Dan Feere bersama Diva. Tak banyak konflik yang terjadi kecuali pemberontakan dalam diri feere dan Rana.

       Cerita ini diakhiri penulis dengan menciptakan paradoks dalam paradoks seperti teori yang dikemukakan Eugene Paul Wigner. Diva, sang bintang jatuh yang dalam cerita sesungguhnya merupakan sosok antagonis yang merebut tuan putri dari tangan kesatria berubah menjadi Supernova yang memiliki akses begitu luas akan dunia ini, seolah dunia ini berada dalam genggaman sang Supernova. (Finished).

             Cerita berbingkai yang coba dibuat penulis dan beragam teorema fisika quantum yang digunakan penulis terbukti menjadi kekuatan tersendiri dalam cerita ini. istilah - istilah yang digunakan penulis tidak hanya menjadi gimmick  yang tak mempunyai relevansi dari cerita namun membuat perubahan - perubahan setiap tokoh menjadi lebih hidup dan tentunya sangat layak untuk dibaca.

Grab it dude! 
              

Kamis, 05 Februari 2015

Mephistopheles

 
Ein Teiljener Krafte die stets das Gute schaff
(aku adalah satu bagian dari suatu tenaga yang selalu menghendaki yang buruk dan selalu menghasilkan yang baik)
(Faust  - Johann Wolfgang von Goethe)

Dalam kritiknya terhadap demokrasi terpimpin Soekarno, Hatta mengibaratkan Soekarno sebagai keballikan dari Mephistopheles, tokoh dalam hikayat Faust karya Johann Wolfgang von Goethe. Mephistopheles berkata: Ein Teiljener Krafte die stets das Gute schaff (aku adalah satu bagian dari suatu tenaga yang selalu menghendaki yang buruk dan selalu menghasilkan yang baik). Maka Soekarno adalah kebalikannya.

            Tulisan ini tidak berusaha untuk mengupas kritik Hatta terhadap Soekarno ataupun novel Faust yang legendaris itu, namun lebih menitikberatkan Mephistopheles, tokoh fiktif yang dipergunakan Hatta dalam menulis kritik terhadap sahabatnya itu.

            Baik Goethe maupun Hatta memperkenalkan suatu karakter baru dalam melakukan koreksi diri, Goethe menciptakan suatu karakter yang mempunyai kecenderungan untuk melakukan hal – hal yang bertujuan buruk namun kenyataan yang terjadi merupakan kebaikan, sedangkan perlawanan dari karakter ini adalah suatu karakter yang mempunyai kecenderungan untuk melakukan hal – hal yang bertujuan baik namun kenyataan yang terjadi merupakan keburukan.

            Lalu siapakah kita? Mephistopheles atau bentuk perlawanan dari mephistopheles? Dalam beragam interaksi kita sebagai mahluk sosial di muka bumi ini tentu kita sebagai masing – masing pribadi mempunyai cara pandang tersendiri tentang kehidupan, Gandhi, Bunda Theresa atau mandela dengan filsafat humanis, Nietze, Hawkins dengan filsafat nihilisme nya. Masing – masing mempunyai cara pandang tersendiri tentang hidup dan kehidupan. Kitab Suci mengingatkan untuk “Fastabiqul Khoirat“ (Berlomba – lomba dalam mengahsilkan suatu kebaikan/kebermanfaatan)

Jika kita melihat dalam kacamata yang lebih sempit, dalam lingkungan kita sehari – hari atau bahkan dalam pribadi kita, kita lebih sering melakukan hal – hal yang berkebalikan dari yang dilakukan Mephisthopeles, kita sering kali berniat untuk melakukan yang baik namun berujung pada keburukan. Lalu bagaimana dengan Mephisthopeles sendiri, bagaimana nilai sesuatu yang diawali dengan niat yang buruk. Tentunya juga tidak dibenarkan walaupun pada akhirnya berakhir pada kebaikan.

Idealnya, seorang melakukan sesuatu yang baik diawali dengan niat yang baik. Sehingga hasil dari perbuatan baiknya itu membawa kebaikan baik si pelaku serta membawa manfaat bagi sekitar.

Nabi Muhammad pernah mengatakan: “Nilai sesuatu tergantung dari niatnya, apabila niatnya baik, maka akan dipermudah jalannya untuk mencapai kebaikan“ serta Ia juga mengingatkan : “Jika seseorang berniat melakukan keburukan namun ia urungkan niatnya untuk melakuakan keburukan, maka niat buruknya itu tidak mendatangkan keburukan (dosa) baginya“.

Mephistopheles mungkin dengan bangga mengatakan: Ein Teiljener Krafte die stets das Gute schaff (aku adalah satu bagian dari suatu tenaga yang selalu menghendaki yang buruk dan selalu menghasilkan yang baik). Namun saya lebih menyukai perkataan Nabi yunus dalam kitab suci:  Aku hanya menghendaki kebaikan semampuku. Tiada keberhasilanku, kecuali dengan pertolongan Tuhan. KepadaNya aku berserah diri, dan kepadaNya lah aku akan kembali (Al-Quran (XI:88)