Rabu, 26 Agustus 2015

Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh

Judul       : Supernova: Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh
Penulis    : Dee Lestari
Penerbit  : Bentang
Halaman : 343
Harga     : IDR 71.500


If you tired of falling in love, try to fall in book, sebuah ungkapan pembuka kenapa saya tiba-tiba mengambil buku pertama dari serial Supernova Dee lestari sebagai sebuah pilihan. Awal mula berkenalan dengan karya Dee Lestari adalah ketika menonton film Rectoverso, namun ada perasaan kurang puas, lalu saya baca versi aslinya (saya memang tipe orang yang selalu tidak puas dengan sebuah film yang diadaptasi dari sebuah Novel).

Back to the notebook. Lalu apa sebenarnya cerita yang di tawarkan Dee dalam seri pertama Supernova ini. Kalau anda membaca sinopsis yang terdapat di cover belakang novel ini, saya rasa anda tidak akan begitu tertarik dengan novel ini. Namun jangan sekali kali: judge the book, only from a synopsis of the back cover.

Pada bagian awal novel, Dee menyajikan sebuah cerita mengenai dua pemuda Indonesia yang sedang belajar di Amerika, Dimas dan Reuben. Pasangan LGBT. Diawal perkenalan mereka, Dee mulai menyajikan, menginfiltrasi pembaca dengan pandangan Post Modernisme nya. Filsafat Hegelian, Helenisme dan Friedrich Nietzsche mulai dikutip dalam percakapan kedua tokoh tersebut. Belum selesai dengan filsafat, Dee mulai menggunakan teori – teori Fisika Quantum, Time Delution Einstein, Teori kucing Edwin Schrodinger sampai dengan dualisme elektron Louis de brouglie. Lalu ditengah – tengah cerita kembali Dee mendiskusikan Sosialisme Karl Marx dan Kapitalisme Adam Smith. Pembaca tentu dimanjakan dengan beragam teori dan sudut pandang yang digunakan penulis namun apa relevansi teori – teori tersebut dalam ceritanya. Apakah ia menjadi elemen fundamental ataukah sebuah gimmick pemanis cerita? Let me try give my own opinion. Check this out.

Gaya penulisan Dee yang menggunakan cerita berbingkai menjadikan novel ini menjadi menarik dari satu sisi namun menjadi kelemahan disisi lainnya. Menjadi menarik karena Dimas dan Reuben yang diciptakan Dee, kemudian membuat sebuah cerita baru dengan menciptakan Kstaria (feere), Putri (Rana) dan Bintang Jatuh (Diva) yang menjadi cerita utama pada Novel ini. Dan menjadi sebuah titik lemah karena Dee gagal menjelaskan kenapa Dimas dan Reuben bisa menciptakan kisah ini, apa latar belakang Dimas dan Reuben sehingga Dee tiba – tiba men direct mereka menjadi seorang penulis profesional.

Lalu bagaimana kisah Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh? Feere sebagai seorang kstaria merupakan seorang pria sukses bepindidikan Amerika, diusianya yang menginjak 29 tahun, ia telah menjadi seorang managing director perusahaan multinasional, berwajah tampan bak selebriti jatuh cinta terhadap sang putri, Rana seorang pimred sebuah majalah, lulusan universitas negeri ternama, telah memiliki seorang suami, Arwin (yang tidak diperkenalkan Dee dengan cukup detail). Bintang jatuh, Diva, seorang perempuan cantik, model, jiwa sosial tinggi, memiliki pekerjaan sampingan seorang pelacur, Robinhood masa kini.

              Feere, sang kesatria jatuh cinta pada Putri, Rana bermula ketika Feere yang memiliki aktifitas super sibuk bersedia diwawancarai oleh Rana, Pimred sebuah majalah baru. Disini Dee mencoba mengaktualisasikan paradoks Einstein dalam ceritanya, dengan membuat Feere yang terbiasa berfikir terstruktur dan sistematis bersedia diwawancara (yang selama ini selalu ditolaknya) karena sesuatu yang bersifat intuitif, ketika itu dia terpesona melihat kupu – kupu diruang kerjanya yang berlantai 56, seketika itu pula ia pula bersedia menerima permintaan wawancara oleh majalah yang memiliki lambang kupu-kupu. Dan dimulainya paradoks dalam logika alam pikiran sang ksatria.

                Namun menurut saya, Dee kurang menjelaskan kenapa sang Putri, Rana jatuh cinta kepada Feere dengan waktu yang amat singkat, Sehingga Rana memberontak terhadap dirinya sensiri, menghianati suaminya Arwin, yang lagi – lagi tidak dijelaskan Dee dengan cukup jelas. Apa perbedaan Arwin dan Feere, sama – sama seorang yang sukses di usia muda, memang tidak ada deskripsi Tampan yang diberikan Dee terhadap Arwin namun, secara sifat Arwin memiliki sifat – sifat ksatria dan pemenang layaknya Feere. Dee mendeskripsikan bahwa Rana menyesal telah menikah dengan Arwin, tidak dijelaskan kenapa penyesalan itu bisa timbul, apakah karena Rana dan Arwin dijodohkan, tidak ada penjelasan, Apakah Rana dipaksa menikah dengan Arwin, pun tidak ada penjelasan. Tiba – tiba Rana, sang putri begitu mudahnya jatuh cinta hanya karena wajah tampan dan obrolan singkat dengan ksatria.

         Paradoks kedua terjadi, Sang Putri menjadi pemberontak, berselingkuh dengan ksatria dan melupakan ksatria yang sesungguhnya Arwin. Dan paradoks ketiga dimunculkan, Bintang jatuh, Diva, perempuan cerdas, berjiwa sosial tinggi, model cantik namun memiliki pekerjaan sampingan sebagai pelacur kelas atas. Yang pada akhirnya menjadi sosok pengganti sang Putri.

              Pada akhirnya Rana, sang putri kembali ke suaminya Arwin setelah melakukan perselingkungan dan pengkhianatan besar terhadap Arwin, yang menurut saya lebih pantas menjadi seorang ksatria sejati. Dan Feere bersama Diva. Tak banyak konflik yang terjadi kecuali pemberontakan dalam diri feere dan Rana.

       Cerita ini diakhiri penulis dengan menciptakan paradoks dalam paradoks seperti teori yang dikemukakan Eugene Paul Wigner. Diva, sang bintang jatuh yang dalam cerita sesungguhnya merupakan sosok antagonis yang merebut tuan putri dari tangan kesatria berubah menjadi Supernova yang memiliki akses begitu luas akan dunia ini, seolah dunia ini berada dalam genggaman sang Supernova. (Finished).

             Cerita berbingkai yang coba dibuat penulis dan beragam teorema fisika quantum yang digunakan penulis terbukti menjadi kekuatan tersendiri dalam cerita ini. istilah - istilah yang digunakan penulis tidak hanya menjadi gimmick  yang tak mempunyai relevansi dari cerita namun membuat perubahan - perubahan setiap tokoh menjadi lebih hidup dan tentunya sangat layak untuk dibaca.

Grab it dude! 
              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar...