Minggu, 24 Oktober 2010

Simulasi Program PLC dengan Software PLC Simulator

PLC simulator merupakan software yang bisa digunakan untuk mensimulasikan program Ladder yang telah kita buat. Dengan PLC simulator ini akan memudahkan kita sebagai seoraeng pemula dalam belajar pemprogram PLC bayangkan kalau kita harus merogoh kocek yang lumayan besar untuk membeli PLC dalam proses pengetesan apakah program yang kita buat sesuai dengan harapan atau tidak. Simulator ini bisa menjadi solusi untuk belajar PLC karena juga dilengkapi dengan input dan output yang cukup banyak yang kesemuanya bisa digunakan dalam simulasi dan juga proses pewaktuan dan counter-nya tebilang sesuai dengan real-nya.
Berikut langkah – langkah untuk mensimulasikan ladder diagram ke dalam PLC simulator ini.
  1. Buat program dengan menggunakan ladder diagram. kalau belum mengenal pemrograman PLC dengan ladder diagram, bisa baca artikelnya Mengenal ladder diagram







gambar ladder diagram dan statement editor
  1. Lalu lihat kode instruction List yang dihasilajkan dari ladder diagram yang telah kita buat.

Gambar yang dilingkari pada gambar ladder diagram dan statement editor
  1. Salin Intruction List ini ke dalam input kode pada PLC simulator.

  1. Hidupkan saklar On/Off untuk memulai dan mengakhiri simulasi.
Hasilnya akan tampak seperti gambar berikut:
Mudahkan… selamat berkreasi dengan berbagai program yang anda buat.
Salam santun.
Untuk Download Program PLC Simulator, Klik Disini

Logika Stigma

Ada sebuah pepatah Arab yang cukup terkenal yang mengatakan
“ Engkau boleh saja mengeluh karena bunga mawar itu berduri tapi kau harus tahu dibalik duri itu tumbuh bunga mawar yang sangat indah”
Mawar berduri…suatu yang alami.
Mawar itu Indah…suatu yang alami pula.
Lalu tergantung persepsi kita dalam memandang bunga mawar, apakah bunga mawar sesuatu yang membayahakan atau justru bunga mawar merupakan sesuatu yang indah yang harus kita pelihara.
Yah tergantung persepsi…
Lalu apakah kita biarkan persepsi itu sesuatu yang buruk, sesuatu yang berbahaya, serta sesuatu yang negative lainnya… tidakkah kita seharusnya membiarkan persepsi kita untuk berkembang membayangkan sesuatu yang baik, berfikir positif dalam memandang suatu objek.
Bukankah Allah pernah berfirman
“sesungguhnya Aku mengikuti prasangka hambaKu kepadaKu”
Jadi tidak ada gunanya kita berfikir negative yang justru akan membuat kita sulit melangkah, berfikirlah positif untuk sesuatu yang telah terjadi dan yang akan terjadi…

Janji Allah Kepada Para Pencari Ilmu

Orang berilmu dan beradab tidakakan diam di kampong halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan penggati dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup akan terasa setelah lelah berjuang

Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenag

Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran

Jika mtahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang

Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa
Jika di dalam hutan.

Imam Syafii’

Begitulah ungkapan dari Imam Syafii’ yang begitu menganjurkan kita untuk menuntut ilmu dimanapun karena kemulian akan kita dapatkan dengan ilmu itu, dan hal yang terpenting bagaimana ilmu itu menjadi cahaya manfaat bagi setiap orang.
Begitulah imam Syafii’ mengingatkan kita para pencari ilmu untuk tidak mudah menyerah dan seharusnya berusaha lebih keras lagi untuk mencari dan mengamalkan ilmu sebanyak-banyaknya. Dan manfaat dari ilmu tersebut hanya kita sendiri dan Rabb sang Pemilik Ilmu yang bisa merasakannya, dan manfaat tersebut bukan ketika kita mendapat gelar-gelar yang mengekor di nama kita atau juga dengan angka atau huruf-huruf sama sekali bukanlah tolak ukur manfaat ilmu yang kita dapat. Rasululla SAW pernah berkata “ Ilmu itu Nur, Cahaya, dan Cahaya tidak akan tumbuh ditempat yang gelap…” untuk itu hendaklah para penuntut ilmu untuk senantiasa memperbaiki niatnya dan jangan pernah mengotori kesucian ilmu yang dimilikinya bahkan memadamkan Nur, Cahaya Ilmu tadi.

Ssemoga Bernmanfaat…
Salam Santun…

Berawal Dari Kata “Aku Lebih Baik”


Pernah dengar suatu kisah tentang Lukman Al Hakim bersama anaknya
‘suatu ketika lukman al hakim dan anaknya berjalan bersama anaknya dengan menuntun keledai kecil dan ketika melewati suatu desa, penduduk desa itu berkata “lihat bapak dan anak itu, punya keledai tapi tidak dimanfaatkan”, mendengar perkataan penduduk tersebut, lukman dan memutuskan untuk menaiki keledai ini tapi karena keledai ini kecil maka salah satu dari mereka ada yang naik dan ada yang berjalan, dan untuk giliran pertama ini anaknya yang naik dan Lukman berjalan, ketika melewati desa kedua, penduduk desa tersebut berkata lagi, “lihat anak yang tidak berbakti terhadap orang tua, tega betul membiarkan orang tuanya bersusah-susah berjalan dan ia dengan enak mengendarai keledai”, mendengar perkataan Lukmaan anaknya memutuskan untuk bergantian, setibanya di desa selanjutnya, penduduk desa itu berkata lagi, “lihatlah bapak yang tidak tahu diri, membiarkan anaknya berjalan sedangkan ia menaiki keledai”, mendengar cibiran tersebut, mereka memutuskan untuk menaiki keledai kecil itu berdua dan setibanya didesa selanjutnya, mereka mendengar ejekan penduduk lagi, lihatlah bapak dan anak yang tidak tahu diri, menaiki keledai keil bersama-sama”…..

Manusiawi memang, sifat manusia yang selalu menghakimi secara subjektif tanpa pernah melihat sisi lain dari suatu peristiwa, bukankah kebenaran mutlak itu hanyalah milik Allah, Rabb pemilik ilmu yang Maha luas ilmunya, dan tidak sepantasnya lah kita sebagai manusia menghakimi sesama manusia hanya karena berbeda sudut pandang dalam suatu perbuatan, bukankah Rasulullah pernah mencontohkan suatu ketika ada seorang Arab Badui yang buang air dimasjid, dan para sahabat yang melihat itu langsung mengeluarkan pedangnya karena tempat suci ini di hina oleh kaum Badui, namun apa kata Rasulullah “ jangan, ia berbuat begitu karena ia belum tahu….” Suatu pandangan dan toleransi yang begitu mulia bukan.. namun kita yang mengaku umat beliau sering kali merasa diri kita lebih baik dari orang lain, ibadah kita lebih banyak dari orang lain, cara ibadah kita yang paling benar… dan kata-kata yang menunjukkan bahwa “AKU LEBIH BAIK….”, namun sadarkah kita kata itu pula yang menjadi penyebab pembunuhan pertama manusia ketika qabil merasa dirinya lebih baik dari habil, kata itu pula yang menyebabkan setan dikeluarkan dikeluarkan dari surga, ketika setan mengatakan “Aku Lebih Baik” dari manusia…

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain”
(Al hadist)

Wallahualam Bi Showab

Mungkin Saja Bermakna…
Salam Santun.