Pernah dengar suatu kisah tentang Lukman Al Hakim bersama anaknya
‘suatu ketika lukman al hakim dan anaknya berjalan bersama anaknya dengan menuntun keledai kecil dan ketika melewati suatu desa, penduduk desa itu berkata “lihat bapak dan anak itu, punya keledai tapi tidak dimanfaatkan”, mendengar perkataan penduduk tersebut, lukman dan memutuskan untuk menaiki keledai ini tapi karena keledai ini kecil maka salah satu dari mereka ada yang naik dan ada yang berjalan, dan untuk giliran pertama ini anaknya yang naik dan Lukman berjalan, ketika melewati desa kedua, penduduk desa tersebut berkata lagi, “lihat anak yang tidak berbakti terhadap orang tua, tega betul membiarkan orang tuanya bersusah-susah berjalan dan ia dengan enak mengendarai keledai”, mendengar perkataan Lukmaan anaknya memutuskan untuk bergantian, setibanya di desa selanjutnya, penduduk desa itu berkata lagi, “lihatlah bapak yang tidak tahu diri, membiarkan anaknya berjalan sedangkan ia menaiki keledai”, mendengar cibiran tersebut, mereka memutuskan untuk menaiki keledai kecil itu berdua dan setibanya didesa selanjutnya, mereka mendengar ejekan penduduk lagi, lihatlah bapak dan anak yang tidak tahu diri, menaiki keledai keil bersama-sama”…..
Manusiawi memang, sifat manusia yang selalu menghakimi secara subjektif tanpa pernah melihat sisi lain dari suatu peristiwa, bukankah kebenaran mutlak itu hanyalah milik Allah, Rabb pemilik ilmu yang Maha luas ilmunya, dan tidak sepantasnya lah kita sebagai manusia menghakimi sesama manusia hanya karena berbeda sudut pandang dalam suatu perbuatan, bukankah Rasulullah pernah mencontohkan suatu ketika ada seorang Arab Badui yang buang air dimasjid, dan para sahabat yang melihat itu langsung mengeluarkan pedangnya karena tempat suci ini di hina oleh kaum Badui, namun apa kata Rasulullah “ jangan, ia berbuat begitu karena ia belum tahu….” Suatu pandangan dan toleransi yang begitu mulia bukan.. namun kita yang mengaku umat beliau sering kali merasa diri kita lebih baik dari orang lain, ibadah kita lebih banyak dari orang lain, cara ibadah kita yang paling benar… dan kata-kata yang menunjukkan bahwa “AKU LEBIH BAIK….”, namun sadarkah kita kata itu pula yang menjadi penyebab pembunuhan pertama manusia ketika qabil merasa dirinya lebih baik dari habil, kata itu pula yang menyebabkan setan dikeluarkan dikeluarkan dari surga, ketika setan mengatakan “Aku Lebih Baik” dari manusia…
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain”
(Al hadist)
Wallahualam Bi Showab
Mungkin Saja Bermakna…
Salam Santun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar...