Senin, 09 Agustus 2010

Negeri 5 Menara


Man Jadda Wa Jada”, kalimat yang begitu menjadi motivasi utama santri-santri pondok pesantren madani (PM), kalimat ini pula yang mengantarkan 6 orang sahabat menuju menara-menara impiannya.

Berawal dari kalimat suci ini, lalu persahabatan ala pesantren, peraturan tegas non tertulis yang begitu mengikat, dipersatukan dengan hukuman jewer berantai yang semakin menyatukan mereka, 6 sahabat ini mendeklarasikan diri mereka sebagai “sahibul menara “, dengan markas menara masjid yang menjadi secret mereka dalam perjalanan luar biasa menjemput impiannya.




“kini dibawah menara PM itu, imajinasiku kembali melihat awan-awan itu menjelma menjadi peta dunia. Tepatnya menjadi dataran yang didatangi Colombus 500 tahun silam: Benua Amerika… lalu temanku Raja mengejutkanku dan, berkata “ aku malah sama sekali tidak melihat Amerika. Malah menurutku lebih mirip benua Eropa” sambil menunjuk ke gumpalan awan yang agak gelap. Aku ingin menjalani jejak langkah Thariq bin Ziyad, menapaki perjalanan Ibnu Batuatah dan jejak ilmu Ibnu Rusyd di Spanyol…. Atang dan Baso merasa awan-awan itu bergerumbul membentuk kontinen Asia Afrika. “menurutnya tempat yang perlu didatangi itu Timur Tengah dan Afrika, karena sering disebut dalam kitab suci agama samawi. Apalagi mesir yang disebut ibu peradaban dunia…. Sedangkan Said dan Dulmajid tetap menggeleng-gelengkan kepala tidak mengerti, mereka menganggap awan ini ada di langit Indonesia, karena itu apa pun imajinasi orang itu tetaplah Indonesia



Diatas merupakan salah satu cuplikan percakapan di dalam novel negeri 5 menara yang sangat menginspirasi. Dengan cita-cita setinggi dan setegap menara dan kesungguhan usaha dibalut motivasi optimisme terhadap Tuhan sang pengabul harapan dan kalimat yang sudah terukir dalam hati-hati mereka MAN JADDA WA JADA.

Kelak akan mengantarkan mereka terbang menuju menara impian mereka, sebuah kisah penuh inspirasi yang akan membuka frame berfikir masyarakat Indonesia sekarang yang begitu kecil dalam menatap masa depan, sebuah santapan pemikiran yang luar biasa yang akan membinasakan parasit-parasit pesimisme yang mematikan.


Untuk informasi lebih lengkapnya silahkan kunjungi situs berikut

Janji Allah Kepada Para Pencari Ilmu

Orang berilmu dan beradab tidakakan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan penggati dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup akan terasa setelah lelah berjuang


Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang


Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran


Jika mtahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang


Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa
Jika di dalam hutan.


Imam Syafii’


Begitulah ungkapan dari Imam Syafii’ yang begitu menganjurkan kita untuk menuntut ilmu dimanapun karena kemulian akan kita dapatkan dengan ilmu itu, dan hal yang terpenting bagaimana ilmu itu menjadi cahaya manfaat bagi setiap orang.

Begitulah imam Syafii’ mengingatkan kita para pencari ilmu untuk tidak mudah menyerah dan seharusnya berusaha lebih keras lagi untuk mencari dan mengamalkan ilmu sebanyak-banyaknya. Dan manfaat dari ilmu tersebut hanya kita sendiri dan Rabb sang Pemilik Ilmu yang bisa merasakannya, dan manfaat tersebut bukan ketika kita mendapat gelar-gelar yang mengekor di nama kita atau juga dengan angka atau huruf-huruf sama sekali bukanlah tolak ukur manfaat ilmu yang kita dapat. Rasululla SAW pernah berkata “ Ilmu itu Nur, Cahaya, dan Cahaya tidak akan tumbuh ditempat yang gelap…” untuk itu hendaklah para penuntut ilmu untuk senantiasa memperbaiki niatnya dan jangan pernah mengotori kesucian ilmu yang dimilikinya bahkan memadamkan Nur, Cahaya Ilmu tadi.


Ssemoga Bernmanfaat…
Salam Santun…

Sabtu, 07 Agustus 2010

Kendali Pengisian dan Pengosongan Air


Keterangan:

1. Saat tombol START (PB1) ditekan, kran MV1 mulai membuka dan cairan mulai mengalir mengisi bak pengaduk. Pada saat yang bersamaan motor pengaduk (M) mulai dijalankan;
2. Jika air mencapai sensor TLB2 dan TLB1, maka kran MV1 ditutup dan motor pengaduk (M) dihentikan;
3. Selanjutnya, kran MV2 dibuka dan mulailah prose pengurasan cairan, jika cairan telah mencapai sensor TLB2, maka kran MV2 ditutup;
4. Jika proses 1 s/d 3 telah dilakukan sebanyak 4 (empat) kali, maka akan dinyalakan lampu indikator SELESAI dan proses tersebut tidak akan bisa dijalankan lagi walaupun ditekan tombol START (PB1).

Konfigurasi sistem:


Masukan

Alat

Keluaran

Alat

000.00

Tombol Start (PB1)

010.00

Kran isi (MV1)

000.01

Tombol Stop (PB2)

010.01

Kran kuras (MV2)

000.02

Tombol Reset (SE1)

010.02

Pengaduk (M)

000.05

Sensor atas (TLB1)

010.04

Indikator selesai

000.06

Sensor bawah (TLB2)

010.05

Buzzer


Diagram ladder:


Pengepakan Apel ke dalam Boks


Keterangan:

• Saat ditekan tombol START (PB1), maka dijalankan konveyor pembawa boks.
• Jika sensor boks (SE2) mendeteksi keberadaan boks maka konveyor pembawa boks akan dihentikan dan konveyor pembawa apel mulai dijalankan.
• Sensor apel (SE1) akan menghitung hingga 10 buah apel kemudian menghentikan konveyor pembawa apel (pencacah apel akan direset) dan proses dijalankan dari awal lagi demikian seterusnya hingga ditekan tombol STOP (PB2).

Konfigurasi sistem:


Masukan

Alat


Keluaran

Alat

000.00

Tombol Start (PB1)


010.00

Konveyor Apel

000.01

Tombol Stop (PB2)


010.01

Konveyor Boks

000.02

Sensor Apel (SE1)




000.03

Sensor Boks (SE2)






Diagram ladder:



Program Bel Kuis


Keterangan:

  1. Pertama pembawa acara memberikan pertanyaan kepada 3 (tiga) peserta kuis, setelah selesai memberikan pertanyaan, maka…
  2. Ke-tiga pemain berlomba-lomba untuk menekan tombol dalam rangka menjawab pertanyaan dari pembawa acara;
  3. Buzzer akan dibunyikan setelah ada salah seorang pemain berhasil menekan tombol untuk pertama kalinya;
  4. Indikator lampu pada pemain tersebut (yang berhasil menekan tombol untuk pertama kali) akan dinyalakan dan hanya bisa dimatikan oleh saklar utama.

Konfigurasi sistem:

Masukan

Alat

Keluaran

Alat

000.00

Tombol Pemain1 (PB1)

010.00

Buzzer

000.01

Tombol Pemain2 (PB2)

010.01

Lampu PEMAIN1

000.02

Tombol Pemain3 (PB3)

010.02

Lampu PEMAIN2

000.03

Tombol Reset (RST)

010.03

Lampu PEMAIN3


Diagram ladder:




Mengenal Ladder Diagram untuk pemrograman OMRON

Didalam pemrograman PLC dikenal bermacam metode pemrograman, salah satunya ladder diagram. Suatu Ladder diagram tersusun dari beberapa symbol inputan dan keluaran yang memiliki alamat-alamat tertentu, symbol tersebut antara lain:

• Normally open (NO), keadaan input-an (dapat berupa saklar, puss button, sensor,dll) yang normalnya pada posisi OFF, dan akan ON bila relay telah ter-energies
-----| |----- Normally open (NO)

• Normally close (NC), keadaan input-an yang normalnya pada posisi ON, dan akan OFF bila relay telah terenergies
-----|/|----- Normally close(NC)

• Output, keluaran dapat berupa relay, lampu, Buzzer, motor, pneumatic, dll
--------( )-| output

• Timer, pewaktu (delay) yang dapat diatur pada PLC memiliki teknologi solid state sehingga mempunyai kecermatan dan kecepatan yang lebih baik dibandingkan dengan relay konvensional

-----|-----------| Timer
|TIM |
| |
|-----------|
|address |
| |
|-----------|
|value |
| |
|-----------|

• Counter (pencacah), counter PLC dapat sebagai pencacah naik maupun pencacah turun dimana tergantung pada nilai yang dimasukkan dalam fungsi counter tersebut. Untuk pencacah naik (up-conter), pencacah dimulai dari 0 dan kemudian ditambah 1 pada masing-masing pulsa on dari masukan pencacah. Ketika nilai setting-nya telah tercapai, maka keluaran akan ter-energize. Pengaktifan masukan reset akan mengakibatkan pencacah akan kembali ke nilai awal yaitu 0 dan juga akan mereset keluaran pencacah. Pada pengoperasian pencacah turun (down-counter) dimulai dari nilai setting-nya dan ketika telah mencapai nilai 0 maka akan mengaktifkan keluaran pencacah

-----|-----------| Counter

|CNT |
| |
|-----------|
-----|address |
| |
|-----------|
|Value |
| |
|-----------|

Konfigurasi Hardware Output pada PLC

Omron CPM1A menggunakan keluaran berupa relay, dengan adanya relay ini, menghubungkan dengan piranti eksternal menjadi lebih mudah. Pada gambar II.4 ditunjukkan gambar internal rangkaian relay sebagai keluaran pada CPM1A .

CPU PLC betul-betul terisolasi dari luar, pertama dengan menggunakan komponen optoisolator dan dari optoisolator ini digunakan untuk menggerakkan relay (terminal A dan B). Sebagai tambahan diberikan dioda yang dipasang paralel dengan relay sebagai pengaman, untuk antisipasi arus balik yang terjadi pada saat pensaklaran secara mekanis dari relay itu sendiri.

Saat CPU PLC mengubah status keluaran dari ‘0’ menjadi ’1’, maka optoisolator akan bekerja untuk menggerakkan relay sehingga terminal A dan B akan tersambung (hubung-singkat). Pada gambar II.5 ditunjukkan contoh status memori pada CPU PLC berkaitan dengan status relay pada keluaran PLC, hanya keluaran O0 dan O3 saja yang terhubung-singkat.





Gambar .Contoh menghubungkan keluaran PLC dengan lampu


Untuk lebih jelasnya, pada gambar ditunjukkan bagaimana menghubungkan keluaran PLC dengan lampu-lampu bolam, sehingga kita juga bisa melihat keluaran mana saja yang ON atau terhubung singkat. Satu terminal, yaitu terminal COM dihubungkan dengan jala-jala listrik, dalam contoh digunakan 220V, dan masing-masing terminal (O0 hingga O3) dihubungkan dengan lampu. Sedangkan terminal lampu sisanya dihubungkan bersama ke jala-jala listrik.

Konfigurasi Hardware Input pada PLC

Sebagai seorang enginer PLC tidak sah kalau kita hanya mengetahui bagaimana metode memprogram PLC tanpa tahu konfigurasi hardware pada PLC, konfigursi / wiring pada PLC sangat penting untuk menganalisa jika ada trouble pada PLC yang kita gunakan.
Berbagai macam sensor, saklar atau komponen-komponen lain yang dapat digunakan untuk mengubah status bit dari memori status masukan PLC dapat dipasang atau digunakan sebagai masukan ke PLC. Untuk bisa melakukan perubahan pada memori status masukan tersebut, dibutuhkan sumber tegangan untuk memicu masukan. Untungnya CPM1A sudah dilengkapi dengan sumber tegangan 24 VDC (letaknya di kiri bawah terminal keluaran, lihat kembali gambar diawah ini.


Ssehingga contoh rangkaian untuk masukan ditunjukkan pada gambar dan perhatikan hubungan COM pada PLC dengan sumber tegangan 24 VDC dan COM pada saklar dengan tegangan 24 volt DC.

Jumat, 06 Agustus 2010

Mengenal PLC OMRON CPM1A


-->
Tiap-tiap PLC pada dasarnya merupakan sebuah mikrokontroler (CPU-nya PLC bisa berupa mikrokontroler maupun mikroprosesor) yang dilengkapi dengan periferal yang dapat berupa masukan digital, keluaran digital atau relay. Perangkat lunak programnya sama sekali berbeda dengan bahasa komputer seperti pascal, Basic, C dan lain-lain, programnya menggunakan apa yang dinamakan sebagai diagram tangga atau ladder diagram.

CPM1A dan CPM2A merupakan PLC produk Omron, perbedaan mendasar antara CPM1A dan CPM2A adalah fungsi dan jumlah terminal masukan dan keluarannya, CPM1A 10 memiliki 6 masukan (I0 – I5) dan 4 keluaran (O0 – O3) total jalur keluaran/masukan, sedangkan CPM2A memiliki 20 jumlah keluaran dan masukan yang jauh lebih banyak, yaitu 12 masukan dan 8 keluaran (total 20 jalur keluaran/masukan). Pada gambar II.1 dan II.2 ditunjukkan gambar Omron CPM1A 10 keluaran/masukan (10 I/O), sedangkan pada gambar II.3 ditunjukkan gambar Omron CPM2A 20 keluaran/masukan.

Sebagai mana terlihat pada gambar II.1 (CPM1A-10) maupun II.3 (CPM2A-20), selain adanya indikator keluaran dan masukan, terlihat juga adanya 4 macam lampu indikator, yaitu PWR, RUN, ERR/ALM dan COMM. Arti masing-masing lampu indikator tersebut ditunjukkan pada tabel II.1.

Indikator
Status
Keterangan
PWR
ON
Catu daya disalurkan ke PLC
(Hijau)
OFF
Catu daya tidak disalurkan ke PLC
RUN
ON
PLC dalam kondisi mode kerja RUN atau monitor
(Hijau)
OFF
PLC dalam kondisi mode PROGRAM atau munculnya
kesalahan yang fatal
COMM
Kedip
Data sedang dikirim melalui port periferal atau RS-232C
(kuning)
OFF
Tidak ada proses pengiriman data melalui port periferal
maupun RS-232C
ERR/ALM
ON
Muncul suatu kesalahan fatal (operasi PLC berhenti)
(merah)
Kedip
Muncul suatu kesalahan tak-fatal (operasi PLC berlanjut)
OFF
Operasi berjalan dengan normal


Gambar . Omron CPM1A


Selain 4 lampu indikator, juga bisa ditemukan adanya fasilitas untuk melakukan hubungan komunikasi dengan komputer, melalui RS-232C atau yang lebih dikenal dengan port serial

Komponen - Komponen PLC

PLC sesungguhnya merupakan sistem mikrokontroler khusus untuk industri karena telah terstandarisasi artinya setiap industri dengan sekalah menengah ke atas rata-rata telah menggunakan kontroler berupa PLC karena lebih aman dan mudah dalam perawatan. PLC merupakan seperangkat lunak dan keras yang diadaptasi utnuk keperluan aplikasi dalam dunia industri. Elemen-elemen dasar sebuah PLC ditunjukkan pada gambar




Elemen-elemen dasar PLC

1 Unit Pengolah Pusat (CPU – Central Processing Unit)

Unit pengolah pusat atau CPU merupakan otak dari sebuah kontroler PLC. CPU itu sendiri biasanya merupakan sebuah mikrokontroller (versi mini mikrokomputer lengkap). Pada awalnya merupakan mikrokontroler 8-bit seperi 8051, namun saat ini bisa merupakan mikrokontroller 16 atau 32 bit. Biasanya, untuk produk-produk PLC buatan Jepang, mikrokontrollernya adalah Hitachi dan Fujitsu, sedangkan untuk produk Eropa banyak menggunakan Siemens dan Motorola untuk produk Amerika. CPU ini juga menangani komunikasi dengan piranti eksternal, interkonektivitas antar bagian-bagian internal PLC, eksekusi program, manajemen memori, mengawasi atau mengamati masukan dan memberikan sinyal keluaran (sesuai dengan proses atau program yang dijalankan). Kontroler PLC memiliki suatu rutin kompleks yang digunakan untuk memeriksa memori agar dapat dipastikan memori PLC tidak rusak, hal ini dilakukan karena alasan keamanan. Hal ini bisa dijumpai dengan adanya indikator lampu pada badan PLC sebagai indikator terjadinya kesalahan atau kerusakan.

2. Memori

Memori sistem (saat ini banyak yang mengimplementasikan penggunaan teknologi Flash) digunakan oleh PLC untuk sistem kontrol proses. Selain berfungsi untuk menyimpan ‘sistem operasi’, juga digunakan untuk menyimpan program yang harus dijalankan, dalam bentuk biner, hasil terjemahan diagram tangga yang dibuat oleh pengguna atao pemogram. Isi dari memori Flash tersebut dapat berubah (bahkan dapat juga dikosongkan atau dihapus) jika memang dikehendaki seperti itu. Tetapi yang jelas, dengan penggunaan teknologi flash, proses penghapusan dan pengisian kembali memori dapat dilakukan dengan mudah (dan cepat), Pemograman PLC, biasanya, dilakukan melalui kanal serial komputer yang bersangkutan.
Memori pengguna dibagi menjadi beberapa blok yang memiliki fungsi khusus. Beberapa bagian memori digunakan untuk menyimpan status masukan dan keluaran. Status yang sesungguhnya dari masukan maupun keluaran disimpan sebagai logika atau bilangan ’0’ dan ‘1’ (dalam lokasi bit memori tertentu). Masing-masing masukan atau keluaran berkaitan dengan sebuah bit dalam memori. Sedangkan bagian lain dari memori digunakan untuk menyimpan isi variabel-variabel yang digunakan dalam program yang dituliskan. Misalnya, nilai pewaktu atau nilai pencacah bisa disimpan dalam bagian memori ini.

3. Pemograman PLC

Kontroler PLC dapat diprogram melalui komputer, tetapi juga bisa diprogram melalui program manual, yang biasanya disebut dengan konsol (console). Untuk keperluan ini dibutuhkan perangkat lunak, yang biasanya juga bergantung pada produk PLC-nya. Dalam pelatihan ini kita menggunakan Omron (seri CPM1A).
Saat ini fasilitas transmisi PLC dengan komputer sangat penting sekali artinya dengan pemongraman ulang PLC dalam dunia industri. Sekali sistem diperbaiki, program yang benar dan sesuai harus disimpan ke dalam PLC lagi. Selain itu perlu dilakukan pemeriksaan program PLC, apakah program sudah berjalan dengan benar atau tidak. Hal ini membantu untuk menghindari situasi berbahaya dalam ruang poduksi (Pabrik), dalam hal ini beberapa pabrik PLC telah membuat fasilitas delam PLC-nya berupa dukungan terhadap jaringan komunikasi, yang mampu melakukan pemeriksaan program sekaligus pengawasan secara rutin apakah PLC bekerja dengan baik dan benar atau tidak.


4. Catu Daya PLC

Catu daya listrik yang digunakan untuk memberikan pasokan catu daya ke seluruh bagian PLC (termasuk CPU, memori dan lain-lain). Kebanyakan PLC bekerja dengan catu daya 24 VDC atau 220 VAC. Beberapa PLC catu daya-nya terpisah (sebagai modul sendiri). Yang demikian biasanya merupakan PLC besar, sedangkan yang medium atau kecil, catu daya-nya sudah menyatu. Pengguna harus menentukan berapa besar arus yang diambil dari modul keluaran/masukan untuk memastikan catu daya yang bersangkutan menyediakan sejumlah arus yang memang dibutuhkan. Tipe modul yang berbeda menyediakan sejumlah besar arus listrik yang berbeda.
Catu daya listrik ini biasanya tidak digunakan untuk memberikan catu daya langsung ke masukan mapun keluaran, artinya masukan dan keluaran murni merupakan saklar (baik relay maupun optoisolator). Pengguna harus menyediakan sendiri catu daya terpisah untuk masukan dan keluaran PLC. Dengan cara demikian, maka lingkungan industri dimana PLC digunakan tidak akan merusak PLC-nya itu sendiri karena memiliki catu daya terpisah antara PLC dengan jalur-jalur masukan dan keluaran.