Secara manusiawi, mungkin orang akan berkata wajar untuk marah jika ada orang yang dihormati difitnah dan dilecehkan, namun marah apalagi disertai dengan tindakan yang merusak bukanlah perbuatan yang tepat.
Bagi saya film ini bertujuan untuk memprovokasi dan memecah belah berbagai pihak entah mungkin disertai oleh kepentingan apalagi yang mengikuti dibelakangnya. Intinya, kita yang meyakini dan paham betul sejarah hidup nabi Muhammad tentunya tidak perlu menanggapi atau bertindak anarkis atas provokasi tanpa dasar ini, bukankah banyak para orientalis ( peneliti/pengkaji islam yang bergama non islam) mengakui betul kemuliaan akhlah Nabi Muhammad, dari Karen Amstrong sampai Michael Hart (penulis buku 100 tokoh yang paling berpengaruh sepanjang masa yang menempatkan Muhammad ditempat pertama).
Nabi Muhammad juga peernah memberi contoh, ketika itu penduduk kota Mekah memusuhinya, melemparinya dengan batu, mengusir dan menghinanya, hingga malaikat Jibril berkata wahai Muhammad, jikalau engkau menghendaki, niscaya saya akan balikkan gunung ini untuk kutimpakan kepada mereka yang sudah memperlakukan engkau seperti ini, namun apa jawab Muhammad, Jangan, mereka berbuat seperti ini karena mereka memang tidak tahu.
Dilain kisah, ada seorang pengemis buta yang setiap hari duduk dipasar dan terus berteriak mengatakan bahwa Muhammad itu gila, Muhammad itu tukang sihir serta ejekan - ejekan lainnya. namun Nabi malah dengan diam setiap hari memberi makan serta menyuapi pengemis buta itu dan kegiatan itu berlangsung hingga nabi wafat.
Dan setelah wafat, Abu bakar bertanya pada Aisyah tentang apa saja kebaikan nabi yang belum ia contoh, lalu dijelaskanlah oleh Aisyah bahwa nabi setiap hari memberi makan seorang pengemis buta dipasar. Lalu Abu bakar berniat meneruskan kebiasaan nabi tersebut dan betapa terkejutnya Abu bakar karena pengemis tersebut kerjanya berteriak mengatakan Muhammad itu gila, dll. lalu Abu bakar memberi makan pengemis itu dan seta merta pengemis itu menahan tangan Abu bakar sambil berkata "siapa engkau?, engkau bukanlah orang yang biasanya memberi saya makan setiap hari, orang tersebut begitu lembut dan penyayang, engkau bukan orang yang biasa memberiku makan, siapa sebenarnya orang yang selalu memberiku makan itu?" Abu bakarr menjawab " Ya, aku bukan orang yang biasa memberimu makan, aku tidak semulia ia" lalu siapa orang yang biasa memberiku makan itu?" tanya pengemis itu. "orang itu adalah orang yang setiap hari engkau hina, engkau teriakkan gila, ya orang itu adalah Muhammad" lanjut Abu bakar.
Kalau Nabi saja memperlakukan orang yang menghinanya dengan baik, kenapa kita orang yang mengakui mengikuti sunnahnya malah bertindak sebaliknya, Kita seharusnya membuktikan bahwa Islam itu memang Rahmatanm Lil A'lamin.