Kepada Yth. Ir Soekarno
Penyambung Lidah Rakyat Indonesia
Selamat malam Bung,
Maaf aku mengganggumu, aku hanya
ingin sedikit berbicara padamu.
Hei Bung, kamu masih ingat Chairil
Anwar, ya sastrawan terkenal itu, iya pernah membuat puisi untukmu, aku harap
kau masih mengingatnya, ah... kalau pun engkau lupa, aku tulis kembali untukmu.
Ayo ! Bung Karno Kasi Tangan Mari Kita
Bikin Janji
Aku Sudah Cukup Lama Dengan Bicaramu
Dipanggang Diatas Apimu, Digarami Lautmu
Dari Mulai Tgl. 17 Agustus 1945
Aku Sudah Cukup Lama Dengan Bicaramu
Dipanggang Diatas Apimu, Digarami Lautmu
Dari Mulai Tgl. 17 Agustus 1945
Aku Melangkah Ke Depan Berada Rapat Di Sisimu
Aku Sekarang Api Aku Sekarang Laut
Bung Karno ! Kau Dan Aku Satu Zat Satu Urat
Di Zatmu Di Zatku Kapal-Kapal Kita Berlayar
Di Uratmu Di Uratku Kapal-Kapal Kita Bertolak & Berlabuh
Aku Sekarang Api Aku Sekarang Laut
Bung Karno ! Kau Dan Aku Satu Zat Satu Urat
Di Zatmu Di Zatku Kapal-Kapal Kita Berlayar
Di Uratmu Di Uratku Kapal-Kapal Kita Bertolak & Berlabuh
(Persetujuan Dengan Bung
Karno)
Ternyata engkau punya janji, sebuah
janji revolusi, dan revolusi itu belum selesai!
Dulu kau pernah menggarami kami
dengan api kemerdekaan, dengan api revolusi, dalam pengadilan Belanda di
Bandung, engkau meneriakkan “Indonesia Menggugat” ketika Inodnesia itu sendiri
belum terlahir ke dunia ini, kau menggelegar mengkritik kolonialisme dan
imperialisme terhadap Nusantara, tapi taukah sekarang Bung, kita belum
sepenuhnya merdeka, kita masih terjajah, mereka masih berkuasa Bung, Mereka
menanamkan modalnya yang mengakar untuk menjarah apa yang kita punya, sumber
daya alam kita habis, dan kita menjadi pembantu dirumah sendiri, Revolusi
kita belum Selesai, Bung!
Kau juga pernah bicara tentang
Kebhinekaan, ah... Taukah kau, setelah kepergianmu yang mengejutkan itu, Negara
kita telah terjadi banyak pertumpahan darah, peristawa pengahabisan eks anggota
PKI, peristiwa Malari, perseteruan antar dayak dan Madura, peristiwa Poso, dan
banyak lagi.
Masih banyak yang belum mengerti
arti kebhinekaan yang kau jelaskan, Pancasila seolah menjadi yatim piatu tanpa
engkau, ayo Bung bantu kami, karena Revolusi
kita belum selesai!
Lalu aku pernah membaca tulisanmu
mengenai Islam, Agama yang sangat kau cintai.
Engkau pernah menulislkan kekagumanmu
kepada Muhammad dan ajarannya yang memuliakan manusia, yang memerdekaan
manusia, ya aku sangat mengagumi tulisanmu itu Bung, Engkau Lalu mengkritik
tentang pemahaman islam yang direduksi / dipersempit oleh sebagian ulama, ya
puncaknya ketika engkau bicara tentang “Api Islam” dan “Islam Sontoloyo”. Aku beri tau padamu, masih segelintir orang
yang memahami ruhnya islam yang menerangi, ruhnya islam yang merahmati semua
alam dan masih terlalu banyak kaum – kaum “sontoloyo” yang masih berkeliaran
Bung, mereka mecoba memonopoli kebenaran hanya dalam sisi mereka, ya mereka
seolah yang memegang tiket sorga, mereka masih saja meneriakkan nama Tuhan
sambil memukul dan membunuh, ayo Bung! Dimana engkau sekarang, mana Tulisan –
tulisanmu, ayo kita gelorakan kembali islam yang rahmatan lil ‘alamin, ayo Bung, Revolusi
Kita belum Selesai!
Hei Bung Karno, engkau yang pernah
menggelorakan semangat kami, dengan berteriak : “Hei Rakyat Indonesia, Ini dadaku, mana dadamu” engkau juga pernah
mengatakan: “Go To Hell with your Aid”
ketika kedaulatan kita terancam,. Sekarang kita terancam kembali Bung atas
kedaulatan kita, kita terancam atas ekonomi, atas politik, atas kedaulatan. Dan
sekali lagi saya katakan kepadamu, bahwa Revolusi kita belum selesai!
Ayo Bung Karno seperti kata chairil
Anwar pada puisinya, engkau sudah terlanjur menggarami kami dengan lautmu, kau
panggang kami dengan api semangatmu, engkau kobarkan kami dibawah bendera
revolusimu, ayo kita selesaikan!!!
Hei, dulu pernah kau mengatakan: "seribu orang tua hanya bisa bermimpi, beri aku sepuluh pemuda, maka aku akan mengguncangkan dunia". Ini kami Bung, kami siap menerima tantanganmu, ini dada kami, ini jiwa kami ayo kita teriakkan kembali semangat "Merdeka atau Mati" .
Ah sudahlah mungkin kau sudah
terlalu lelah, tapi aku katakan sekali lagi: REVOLUSI KITA BELUM SELESAI!