"Suatu masyarakat paling primitif pun, misalnya di jantung Afrika sana, tak pernah duduk di bangku sekolah, tak pernah melihat kitab dalam hidupnya, tak kenal baca-tulis, masih dapat mencintai sastra, walau sastra lisan"
--Tetralogi Bumi Manusia--
"Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai"
Menulislah!
Karena menulis itu lukisan
Lukisan yang terangkai dari kumpulan kata
Menulislah!
Karena menurut RA. Kartini, menulis adalah pekerjaan menuju keabadian,
Dimasa feodalisme budaya jawa yang begitu memenjarakan kebebasan perempuan, suara Kartini dapat terdengar oleh dunia karena korenpondensinya dengan sahabat - sahabatnya, karena tulisannya.
Menulislah!
Karena dengan menulis, kamu akan berusaha jujur pada dirimu sendiri, pada tulisanmu, "dengan menulis kamu akan menjadi rendah hati" kata Helvi Tiana Rosa --Penulis, Akademisi, Pendiri FLP--
Menulislah!
Karena berbagai nama layaknya Imam syafi'i, Ibnu Rusyd, Jalaluddin Rumi, Muhammad Iqbal, Aristoteles, Soekarno, Nietszche, Einstein, Hamka dan berbagai nama yang tetap hidup sampai sekarang, mereka akan terus dibaca dan terus hidup dalam karyanya, dalam tulisannya.
Menulislah!
Karena kemampuan mengekspresikan ide dalam bentuk tulisan adalah sebuah bukti mutlak bangsa berperadaban tinggi. Menulis berbagai hal, menuliskan ide-ide besar, menulis tentang sains, menulis tentang budaya, menulis tentang seni. Sejarah mencatat, semua bangsa besar adalah bangsa yang gemar menulis.
Menulislah!
karena Budaya Iterasi (menulis dan membaca) mutlak harus dimiliki oleh suatu bangsa.Tanpa keduanya mereka punah dimakan zaman.
Menulislah!
Karena menulis itu seni, seni berbicara dari hati
--Demi Pena dan apa yang telah dituliskan--
(Al Qalam:1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar...