Selasa, 14 Februari 2012

Valentine's Day (Dalam Diskusi)??? | Hari Valentine

       Dalam era komunikasi sekarang ini, dimana jarak bukan lagi sesuatu yang menjadi permasalahan dalam bertukar informasi, maka pertuakaran pendapat/informasi terjadi antar daerah, lintas kota, antar negara bahkan lintas benua. Dari proses tersebut maka akulturasi (penyesuaian/penggabungan) budaya merupakan keniscayaan, proses akulturasi tersebut mengharuskan kita, untuk menyeleksi mana budaya atau kebiasaan yang memang patut dicontoh atau budaya yang harus dihindari, dan dari dua sikap hitam putih itu  ada sikap tengah yang harus kita miliki, yaitu toleransi atau saling menghargai.

       Salah satu akulturasi budaya yang masih dalam perdebatan, yaitu hari Valentine's Day a.k.a hari valentine yang sampai saat ini masih menuai sikap pro dan kontra di Indonesia. Indonesia yang majemuk dan plural dalam keyakinan mempunyai banyak pendapat menyikapi hari ini, dari kelompok yang mengharamkan, membolehkan, atau juga netral (cuek/acuh). Beragam pendaapat seperti ini saya pikir baik jika disikapi dengan sikap dewasa, namun dapat menjadi ancaman perpecahan jika dibumbui oleh provokasi dan saling menyalahkan.

       Pertama, kelompok yang mengharamkan, ini berasal dari pemahaman keagamaan, dalam hal ini islam, dan saya kira wajar karena hampir 90 % penduduk indonesia beragama islam, namun bukan berarti seluruh muslim indonesia mengharamkan valentine, tapi ada kelompok / perorangan yang mengharamkannya. Pelarangan ini berkaitan dengan pelarangan mengikuti perayaan agama lain, dan kelompok yang pertama ini berpijak dari sejarah hari valentine, berikut saya petikkan sejarahny a(menurut kelompok ini):

      Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu iaitu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.
 
     Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.
 
    Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta 'supercalis'  kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai 'hari kasih sayang' juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu 'kasih sayang' itu mulai bersemi 'bagai burung jantan dan betina' pada tanggal 14 Februari.

      Terlepas dari keabsahan/kebenaran sejarahnya, menurut kelompok ini hari valentine merupakan ritus keagamaan lain yang jika kita mengikutinya, maka kita termasuk kelompok mereka, dan itu diharamkan. dan biasanya kelompok ini menyebarkan pemhamannya melalui website, blog, sosial media seperti facebook, twitter, dll.

      Keuda, Kelompok yang merayakan, kelompok ini sebagian berdomisili di kota - kota besar dan sebagian juga di daerah, biasanya merayakan hari valentine dengan gegap gempita mulai dari sekedar bertukar kado dengan sesama teman, dengan pasangan bahkan dengan mengadakan pesta - pesta /perayaan khusus untuk merayakan hari valentine,untuk masalah keyakinan / pondasi kelompok ini dalam merayakaannya biasnya tidak mempunyai pijakan khusus, hanya sekedar mengikuti trend.
        Lalu dari dua kelompok  diatas, apa sikap terbaik kita baik sebagai umat beragama dan manusia di era pertukaraan informasi dan penduduk lintas budaya. saya pikir ada satu nilai dasar yang harus dihormati bersama sebagai sesama manusia yang kebebasannya memang di berikan oleh Tuhan ( ada kaidah La Ikraha Fid Din | Tidak ada paksaan dalam agama(berkeyakinan) ),  yaitu sikap toleransi atau saling menghormati. Bagi mereka yang mengharamkan, coba lebih bersikap open minded karena memang tidak ada orang yang mewajibkan ataupun mensunnahkan, kalaupun sejarah hari valentine yang dikemukakan benar apakah orang yang merayakannya diniatkan untuk ibadah, tidak bukan. Lalu bagi kelompok yang merayakannya, janganlah perayaannya diisi dengan kegiatan pemborosan, atau kegiatan negatif (narkoba, minuman keras, free sex ) yang memang jelas - jelas salah dari segi etika dan norma apalagi agama..

     Terakhir, pesan saya khusus kepada sesama muslim, marilah kita selalu memberikan tempat terhormat untuk perbedaan dan saling menghormati akan hal  itu. Kalau ada teman/saudara/kerabat kita yang merayakan dengan hanya sekedar bertukar kado (saya pikir ini hal positif) maka minimal terima saja sebagai pemberian tulus dari sahabat/saudara kita tanpa harus dibumbui dengan kecurigaan tentang hari valentine, Sungguh, agama ini memerintahkan untuk membalas tiap pemuliaan dengan penghargaan yang lebih baik, minimal senilainya. (QS 4: 86). Yang terlarang bukan lah harinya tapi mengisi hari tersebut dengan kegiatan yang jelas-jelas dilarang dan salah baik dari sisi etika, norma dan agama

Wallahualam

Valentine's Day (Dalam Diskusi)??? | Hari Valentine

Valentine's Day (Dalam Diskusi)??? | Hari Valentine

Valentine's Day (Dalam Diskusi)??? | Hari Valentine

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar...