Kamis, 08 Juli 2010

Tulis sejarah mu sendiri

Pernah suatu ketika saya mendapat message dari komunitas jejaring sosial yang saya ikuti, yang bercerita tentang "seorang nenek pengumpul daun".

Pesan itu menceritakan dalam suatu masjid kota di daerah jawa, ada perempuan tua yang setelah menunaikan sholat ashar lalu pergi ke halaman masjid itu dan mulai mengumpulkan daun - daun kering yang berserakan di halaman masjid nan megah itu, kegiatan itu berlangsung terus menerus sampai ketika pengurus - pengurus masjid itu mengambil keputusan bahwa meraka lah yang akan membersihkan daun-daun kering yang berserakan itu sebelum sang nenek tiba di masjid.

Setibanya nenek tersebut dimasjid itu, ia langsung menunaikan sholat ashar dan setelah sholat ashar mulai lah sang nenek untuk membersihkan halaman masjid namun sesampainya di halaman masjid ia lihat seluruh halaman masjid tersebut sudah bersih. nenek tersebut lalu menangis, lalu salah satu ustad dimasjid itu bertanya kepada nenek " wahai nenek, kenapa anda menangis bukankah halaman ini sudah bersih dari daun - daun kering sehingga ini akan meringankan pekerjaanmu dan engkau bisa ber istirahat". sang nenek pun menjawab " pak kyai, saya ini orang yang bodoh, saya juga bukan orang yang kaya yang bisa menginfaqkan harta saya ke jalan Allah, ibadah saya juga pas-pasan dan belum tentu diterima oleh Gusti Alloh.. tapi sungguh ketika saya mengumpulkan daun yang berserakan di masjid ini, setiap saya mengambil satu daun saya bershalawat kepada kanjeng Nabi dan saya berharap daun - daun ini bisa menjadi saksi saya di pengalidan akhirat kelak. dan semoga kanjeng nabi mau memberi syafaat kepada saya..."

Akhirnya setelah membaca pesan itu saya berkesimpulan bahwa untuk melakukan kebaikan itu mudah. dan nenek tersebut sudah mencatatkan sendiri sejarahnya dengan amalan-amalan khasnya..Nenek tersebut bukan hanya meneladani sifat -sifat mulia Rasulullah tapi juga meneruskan keikhlasan- keikhlasan generasi sahabat dalam beramal.

Abu Bakar rela meninggalkan seluruh hartanya dan menemani Rasulullah hijrah dengan resiko bahaya yang luar biasa.
Hatim rela tidur dalam perut lapar asalkan para tamunya kenyang
Umar bin Khatab keliling kota mekah pada setiap malam hanya untuk memastikan bahwa rakyatnya tidur dalam keadaan kenyang.
Bilal rela ditimpa batu besar diatas padang pasir yang panas, hanya untuk mempertahankan satu kata.... "AHAD...AHAD".

Abu Thalhah menjadikan dirinya sebagai tameng pada saat perang Uhud untuk melindungi Rasulullah dari gempuran anak panah.


"Teladan teladan itu ibarat bintang - bintang, bahkan lebih terang"

Lakukanlah kebaikan dan tulis sejarahmu sendiri..


salam santun......

1 komentar:

  1. Oke drin link kw lah kupasang...tapi link aq tu ganti http://meriwardana.blogspot.com jangan .co.cc

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar...