Minggu, 19 Juni 2011

Mencari Setitik Kejujuran di Negeri Kleptokrasi

Istilah Kleptokraasi pertama kali saya dengar dalam suatu acara diskusi yang dibalut dengan banyolan, Kleptokrasi = Pemerintahan Maling ujar Prof.Dr Komaruddin Hidayat ia meneruskan Negara yang mengarah kepada kleptokrasi bisa menjadi negara yang gagal.

Seminggu ini  hampir setiap headline berita menampilkan kisah heroik seorang anak SD di Surabaya bernama Alif yang melaporkan peristiwa "contek masal" yang dipelopori oleh gurunya sendiri yang lebih mengagetkan lagi ketika hal ini diberitahukannya kepada warga sekitar, ia yang mesti menerima akibat harus diusir dari kediamannya, sungguh alangkah lucunya negeri ini!

Ternyata perbuatan curang, maling , korupsi atau sejenisnya bukan hanya menjadi kebiasaan di negeri ini tetapi sudah menjelma menjadi sebuah norma baru, sehingga orang yang berada diluar batas norma adalah orang yang salah dan pantas dihukum. Norma baru ini mengalahkan nilai hukum moral dan hukum agama yang berlaku, norma ini sudah menjadi sunnah baru hasil ijtihad bersama antara warga dan pemerintah kleptokrasi.

Kleptokrasi sudah menjadi tata moral baru bagi masyarakat, mereka yang melakukan korupsi tidak merasa bersalah dengan membagi hasil korupsinya degan membangun rumah ibadah, pergi umroh sesering mungkin sesuai kadar korupsi yang ia lakukan, siswa yang mencontek hilang rasa bersalahnya dengan dalih terharu ketika orang tuanya mendapati ia sebagai juara kelas, lulus dengan nilai sempurna hingga orang tuanya bahagia dan berbangga hati.

Gambar Alif dan ibunya

Alif adalah satu titik noda bagi sistem kleptokrasi dan saya berharap dapat menjadi noda pula di sistem tersebut dan banyak lagi noda - noda yang timbul yang akan menodai sistem di negeri Kleptokrasi.

Keyword: Kleptokrasi, Negara kleptokrasi, contek masal, korupsi, kejujuran, Alif, Ujian nasional, ujian akhir nasional, kecurangan ujian, kecurangan UN

2 komentar:

  1. mari sama-sama sesatkan para klepto kejujuran ke jalan kebaikan, mari berlatih..hhe.. salam kenal mas..

    BalasHapus
  2. Harusnya kegagalan adalah pembelajaran buat setiap orang, sayangnya tiap orang lebih memilih cara2 instan

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar...